Rabu, 06 Januari 2010

Katak yang Menjadi Juara

ini sebuah ilustasi cerita. saya berharap ini bisa menjadi satu motivasi dan menjadi sebuah semangat baru buat para pembaca.

Pada suatu waktu, ada sekelompok kodok yang hidup di suatu tempat perkampungan kodok. Suatu hari, pemimpin Kampung Kodok membuat sayembara untuk memperingati hari ke-3 turunnya hujan.

sebagai sumber informasi, pengumuman berupa pamplet dan brosur disebarkan oleh panitia sayembara. maka tersebarlah pamplet dan sayembara ke seluruh sudut kampung. pamplet2 terhiasi gambar2 dan tulisan yang menggambarkan bentuk sayembara tersebut.

pada hari terakhir pendaftaran peserta, terkumpullah beberapa puluh nama peserta. dan di hari berikutnya disebar lagi pamplet berisi gambar Tempat pelaksanaan Sayembara.

Hari pelaksanaan ...
pagi2, hujan baru saja mulai. seluruh rakyat perkampungnan kodok berkumpul d tempat sayembara akan berlangsung. Panitia pelaksana kemudian menjelaskan tatacara sayembara. seluruh peserta kemudian dibawa menuju lapangan luas yang di tengahnya berdiri sebuah menara. kodok2 yang menjadi peserta kemudian mendapat penjelasan lebih jelas mengenai tatacara sayembara. inti dari sayembara tersebut adalah mencari seekor kodok yang mampu mencapai puncak dari menara tersebut. semua kodok menatap ke atas ujung menara. sebagian kodok kemudian menyerah tanpa mencoba menaiki tangga menara.
"Mana mungkin kita seekor kodok mampu memanjat menara setinggi itu?!" seru seekor kkodok yang menyerah.

beberapa ekor kodok masih bertahan....
Panitia kemudian memberikan arahan kepada peserta yang masih mau melanjutkan. sayembara lalu dimulai. kodok2 yang bertekad kemudian berlomba menaiki menara. satu persatu menaiki potongan kedua menara. pada potongan ketiga menara seekor kodok besar berjatuhan. pada potongan keempat menara, kodok yang terjatuh tadi kemudian bersorak meneriaki kodok2 yang masih bertahan.
"Hei, turun saja kalian. aku saja yang besar dan kuat tak mampu sampai ke atas!"
mendengar seruan tersebut, beberapa ekor kodok kemudian terjatuh karena berpikir tak akan mampu seperti kodok yang berbadan besar.
sampai di potongan kelima menara, hujan semakin deras,, sorakan dari bawa semakin keras. yang tersisa hanyalah tiga ekor kodok. sorakan semakin keras.
"hei, kalian!! sudahlah, tak ada yang mungkin sampai ke ujung menara!"
mendengar seruan tersebut seekor kodok terjatuh lagi. kini tersisa dua ekor kodok. kedua-duanya kemudian berusaha menaiki potongan keenam menara. kodok pertama mencoba tak berhasil tapi juga tidak terjatuh. kodok kedua kemudian mencoba dan hasilnya sama, belum berhasil.

beberapa saat kedua kodok beristirahat kemudian mencoba lagi. kodok kedua berhasil menaiki potongan keenam menara. kodok pertama kembali mencoba, belum berhasil lagi. sorakan dari bawah semakin keras. kodok kedua yang berada di potongan keenam menara kemudian menoleh kebawah kemudian menoleh ke atas, di bawah sorakn terus mengeras. membuat sang kodok kedua gemetaran. dia kemudian melihat ke atas, masih ada 2 potongan lagi. sang kodok kemudian mencoba melompat untuk menaiki potongan ketujuh. dua kali lompatan tak berhasil, setengan nafasnya mulai habis. sang kodk kemudian menoleh lagi kebawah. dia melihat kodok pertama masih beristirahat. melihat lawan tandingnya berisitirahat, sang kodok kedua kemudian beristirahat juga. tanpa tersadar kodok kedua yang berada di potongan keenam tertidur dna kemudian terjatuh. dipotongan kelima, kodok pertama masih berusaha melompat. dan akhirnya berhasil menaiki potongan keenam dan ketujuh. satu potongan lagi sang kodok menjadi pemenang sayembara. sorakan dan teriakan untuk menjatuhkan sang kodok semakin keras. tapi tanpa berpikir lagi sang kodok terakhir tanpa melihat ke bawah kemudian melompat dan berhasil sampai di potongan kedelapan menara.

semua kodok yang berada di bawah menara terlihat heran menyaksikan seekor katak kecil yang tak begitu kuat mampu menaiki menara setinggi 80 meter hanya dengan melompat. mengalahkan kodok2 yang lain, yang tubuhnya lebih besar dan tenaga yang lebih kuat. mereka kemudian bertanya2, "bagaimana bisa dia melakukannya padahal dia hanya kodok kecil dari kampung kecil dan jauh dari keramaian?".

sang juara kemudian menuruni menara dan bergabung kembali dengan peserta yang lain. mereka yang terkalahkan bertanya2 lagi. pertanyaan yang sama mereka tanyakan berulang-ulang tapi tak ada jawaban yang mereka dapat. di kebingungan yang terakhir, mereka kemudian tersadar, sang kodok juara adalah seekor kodok yang TULI.


  • Untuk mencapai kesuksesan, saya tidak harus selalu mendengar suara2 yang bisa menjatuhkan saya. bahkan suara dia yang berada setingkat di atasku.
  • tapi jangan sekalipun kita mencoba untuk merasa tuli, ketika mendapat sebuah informasi yang mungkin bisa mengangkat kita menjadi orang yang paling didengarkan -- meskipun kita sendiri adalah orang yang TULI.

0 k0MenGtar:

Gerhana Biru © 2010